Rabu, 29 Februari 2012

Akwat yang Menangis di Walimahan...


Kisah ini diceritakan oleh temanku yang menjadi ketua panitia di sebuah walimahan ikhwah. Sebut saja namanya Zahra. Dia diamanahi sebagai ketua panitia akhwat pada walimahan teman sekampusnya Aziz (si mempelai ikhwan). Akad nikah & walimahan itu sendiri diselenggarakan di rumah mempelai akhwat. Sampai pada hari H, semua pantia dan para anggota rumah itu sangat sibuk. Sebagai ketua pantia otomatis Zahra diharuskan mondar mandir dan menyebarkan pandangannya ke semua sudut untuk mengawasi para panitia akhwat.
Dan disudut ruangan itulah duduk seorang akhwat yang sejak acara akad nikah Zahra perhatikan selalu mengusap airmata, mungkin terharu pikir Zahra. Usai akad nikah, para undangan keluar dari ruang tamu tempat acara akad dan yang lain mulai sibuk mempersiapkan acara walimatul ursy. Namun Zahra masih memperhatikan akhwat itu tetap duduk disudut ruangan dengan mata yang sembab. Zahra tidak mengenal akhwat itu, Zahra khawatir kalo2 akhwat itu sedang tidak enak badan, maka Zahra pun menghampirinya utk berbasa basi.
“assalamu’alaikum Ukhti…., anti sakit kah?”, Tanya Zahra.
Akhwat itupun membalas dengan ramah, “wa’alaikumsalam….eh nggak kok, terimakasih Ukh…”
Tapi Zahra masih melihat airmata itu ga berhenti keluar dari mata itu. Zahra mengajaknya berkenalan. Namun Zahra sangat terkejut karena tiba2 akhwat tsb semakin terisak. Zahra bingung, dan krn khawatir menarik perhatian yang lain, Zahra membawanya kesebuah kamar yang kosong. Sepertinya ada sesuatu nih, pikir Zahra.
Dikamar itu, dia semakin terisak isak dan mengalirnya cerita tentang siapa dirinya dan kenapa dia menangis spt itu.
Namanya Rista, dia adalah teman dari mempelai ikhwan sejak mereka masih SMU, dan mereka sempat pacaran 3 tahun selama SMU (itu sebelum mereka berdua hijrah menjadi ikhwan/akhwat). di awal2 kuliah (kuliah beda kota), mereka sedang berproses utk menjadi seorang muslim yang berkomitmen menjadikan diri mereka sebagai salah satu penyokong barisan dakwah.
Otomatis, akhirnya keduanya melepas ikatan yang tidak suci itu. Kala itu Aziz sempat menyatakan bahwa jika nanti tiba saatnya dia memiliki kesiapan utk menggenapkan separuh dinnya, dan jika Rista belum dipinang orang lain, dia pasti akan mendatangi Rista sebagai orang yang telah siap menjadi imam dalam keluarga. dan ternyata itu memberikan harapan yang luar biasa pada Rista. Setelah itu mereka nyaris tidak ada komunikasi sama sekali. Mereka tenggelam dalam kesibukan berdakwah & meng-ishlah diri.
Sampai beberapa hari sebelum saat ini, beberapa bulan setelah mereka wisuda, tedengar kabar bahwa Aziz akan melangsungkan walimah. Rista sangat tersentak dengan kabar itu. Dia tidak diundang sama sekali, padahal Aziz tidak mungkin lupa alamat rumah Rista. Rista berusaha keras mencari tau dimana alamat tempat acara walimahan itu. Dan disinilah Rista hari ini. Menatap si pemberi janji yang ternyata tidak menepati janjinya. Merelakan seseorang di masa lalunya yang menghancurkan harapannya yang dia simpan selama ini. Dan menyesali dirinya yang ternyata bodoh & lugu, masih percaya pada manusia yang alpa, yang tidak mustahil melupakan janjinya. Memang hanya janji Allah yang benar2 pasti...
Catatan buat ikhwan/akhwat :
Tidak mustahil judulnya berganti “Ikhwan yang menangis di walimahan”.
Maka ketika kita telah memutuskan menjadi bagian dari dakwah dan harus melepas ikatan dengan seseorang yang pernah sangat dekat dengan kita, jangan sedikitpun meninggalkan harapan/janji yang belum tentu pasti bisa kita penuhi.
Jangan jadikan seseorang itu sebagai cadangan ketika kita siap untuk menikah.
kalau dapat yang lebih baik lagi, lebih sholeh/ah, maka seseorang itu dilupakan.
Tapi kalau belum dapat ya seseorang yang dulu pernah ada lah.

Indahnya Cinta-Mu ya Allah....

ketika cinta bertakbir, seluruh hati bergetar
ketika cinta berdzikir, seluruh hati bersinar..
ketika cinta menggema, seluruh mata tertunduk..
ketika cinta bersyair, seluruh hati terlena..
ketika cinta bersujud, seluruh hati terkagum..
ketika cinta menangis, seluruh hati tersungkur..
ketika cinta bertasbih, seluruh hati bercahaya..

Subhanallah..
betapa indahnya cinta-Mu ya Allah..

keep istiqomah wa hamasah..
Allah always be there,
bersamaku,
bersamamu,
bersama kita.



Salam santun dari ku....


Wassalam....

ia lah... Hawa yang Tercipta dari Tulang Rusuk Adam...

Wanita tercipta dari tulang rusuk pria...
Bukan pula dari kepalanya untuk dijadikan peneduh... 
Bukan dari kakinya untuk dijadikan pijakan...
Tetapi dari samping sebagai pendamping..



Ia tercipta dari tulang rusuk pria...
Dekat dengan tangannya untuk dilindungi...
Dekat dengan hatinya untuk dicintai...

Dekat dengan jantungnya untuk melambangkan kehidupan...


“Adam berjalan sendirian di surga”, kata Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wan Nihayah, “Kemudian ia tertidur sejenak. Setelah bangun, dilihatnya duduk seorang wanita di sampingnya. Ia diciptakan dari tulang rusuk Adam” Kita kini mengetahui bahwa wanita itulah nenek moyang segala umat. Namanya Hawa. Ketika Malaikat bertanya kepada Adam, mengapa namanya Hawa, Adam menjawab: “Karena ia diciptakan dari sesuatu yang hidup”.

Wanita Tercipta dari Tulang Rusuk Pria...

Hadis Rasullulah mengatakan, “Nasihatilah perempuan dengan cara yang baik! Perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk, sementara yang paling bengkok itu bagian teratasnya. Jika engkau bersikeras meluruskannya, ia akan patah. Tetapi jika engkau membiarkannya, ia akan bengkok selamanya. Maka nasihatilah perempuan dengan cara yang baik!” (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Abi Syaibah, dan Baihaqi)
Mengapa Rasullulah sampai khusus membahas masalah ini?


Kedudukan perempuan dimata Allah adalah sama dengan laki-laki dalam hal keimanan. Perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, bukan berarti perempuan itu bersifat bengkok (jelek). Ini hanya masalah fungsi saja, dimana laki-laki dan perempuan memiliki fungsi yang berbeda.
Mengapa dari tulang rusuk yang bengkok? Bukankah masih ada tulang yang lain yang lurus. Jika saja dari tulang yang lurus maka akan sempitlah dadanya, karena itu keberadaan perempuan dapat memberi kenyamanan dimana ia berada.


Coba kita tengok bentuk tulang rusuk yang bengkok itu, ia berfungsi sebagai kerangka yang menyusun kekuatan tubuh. Jadi perempuan itu juga bagian yang dapat membangun dan menegakkan kehidupan. Dengan tulang rusuk yang bengkok maka banyak organ-organ yang lunak terlindung. Sama halnya dengan perempuan,ia dapat menjaga kehidupan keluarganya, anak-anaknya yang masih lemah.


Bengkoknya bukanlah bentuk kelemahan perempuan, karenanya Rasulullah mengatakan untuk menasihati perempuan secara baik-baik. Hal ini untuk menjaga agar jiwa perempuan tidak patah,sehingga dapat menjalankan fungsi utamanya sebagai ibu, istri, maupun sebagai insan perempuan itu sendiri.
Karena tugasnya itulah perempuan diberi kekuatan oleh Allah.

Allah telah memberikan kekuatan pada perempuan, karena ditangannya akan terlahir penerus keturunan.
Anak yang baik terlahir dari kehebatan seorang ibu yang mengasuh dan membesarkannya.
Di balik kesuksesan suami, ada istri yang hebat yang mendampinginya.
Sejatinya wanita harus di perlakukan dengan baik, agar jiwanya terbangun dengan kasih sayang dan kesabaran. Kasih dan sayang sepanjang waktu dalam mendampingi anak-anak dan keluarganya tanpa perasaan tersakiti. Sehingga di harapkan perempuan dapat menjalankan fungsinya dengan baik di dalam keluarga maupun masyarakat.. 

Surah An-Nisa’ dibuka dengan ayat,
" Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.“ (An-Nisa’:1) 

Dalam ayat ini dinyatakan bahwa dari jiwa yang satu, Allah menciptakan pasangannya. Qatadah dan Mujahid rahimahumallah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan jiwa yang satu adalah nabi Adam ‚alaihissalam, sedangkan pasangannya adalah Hawa. Qatadah mengatakan Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. (Tafsir Ath-Thabari, 3/565, 566).

Dalam hadist shahih disebutkan:
" Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan.“(HR. Al-Bukhori no 3331 dan Muslim no. 3632)

Al-Imam An-Nawawi rahimahumallah berkata, dalam hadist ini ada dalil dari ucapan fuqaha dan sebagian mereka bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Allah berfirman: "...yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dan dari jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasangannya..., dan Rasulullah menerangkan dalam hadist diatas bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk. Hadist ini menunjukkan keharusan berlaku lembut kepada wanita, bersikap baik pada mereka, dan bersabar atas mereka." (Al-Minhaj, 9/299).

Sedangkan secara medis, dari struktur anatomi tulang rusuk, jumlah iganya antara laki-laki dan wanita sama; 7 iga sejati, 3 iga semu, 2 iga melayang, sehingga jumlah totalnya 12. Tulang rusuk berbentuk panjang agak pipih dan kedua ujung tulangnya merupakan tulang rawan, mungkin karena sifatnya, maka mudah patah bila dibengkokkan. Penjelasan secara medis ini menunjukkan bahwa antara laki-laki dan wanita mempunyai struktur dan jumlah tulang rusuk yang sama, dan karena pada bagian ujungnya berupa tulang rawan maka mudah sekali patah apabila dibengkokkan (sesuai dengan hadist diatas).

Dengan apa manusia setelah Nabi Adam dan Hawa diciptakan?
Berdasarkan firman Allah dalam Surat Al-Mu’minun,
" Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.“(Al-Mu’minun:14)

Dalam Surat Yaasiin,
" Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! ”(Yaasiin:77)

Dalam surat Al-Insaan,
" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat." (Al-Insaan:2)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia(laki-laki dan wanita) yang ada setelah Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa diciptakan Allah dari setetes mani yang bercampur (antara laki-laki dan wanita) sesuai dengan firman Allah diatas. Sedangkan yang diciptakan dari tulang rusuk adalah Hawa dari tulang rusuknya Nabi Adam ‘alaihissalam, sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nisa’ dan hadist shahih, serta penjelasan secara medis mengenai struktur dan komposisi tulang rusuk manusia.

wallahu'alam bishawab....

Ukhtii.. Aku Setia Menantimu

Ukhti....

Di tengah lelahnya hati ini...,
izinkan aku tetap menunggu dengan iman yang tak pernah surut...
Meski kadang godaan rasa putus asa terus menghinggap di hati.
Aku hanya perlu menyandarkan cinta dan harapan pada Allah.


Karena...,
menyandarkan harapan pada manusia hanya akan menemui kekecewaan..
Biarkan penantian yang aku sendiri belum tahu kapan berakhirnya ini..
...menjadi ladang ibadah yang disediakan Allah untukku...
Dan orang-orang yang sedang menanti sepertiku....

Terus perbaiki diri ukhti...

Aku tetap setia menantimu...

Ukhtii, Aku Sungguh Mencintaimu...

Wahai ukhtii...,
Karena aku mencintaimu, aku ingin menjagamu..
karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu..
karena cintaku padamu, takkan kubiarkan cermin hatimu buram, takkn kubiarkan perisai hatimu retak..

karna cinta ini.....
    ku tak ingn mengusik ketentraman hatimu...
    ku tak ingin membuatmu simpati padaku..


karena cinta ini.....
    biarlah.. aku brsikap tegas padamu!!!
    biarlah, aku acuh tak memperhatikanmu!!!
    biarlah aku bersikap dingin sampai engkau membenciku sekalipun, tak masalah bagiku!!!

semua itu, karena aku mencintaimu.....
    demi keselamatanmu..
    demi kemuliaanmu..
    demi kesucianmu..
    demi kehormatanmu..
    demi Agamamu.. 



Wallahu'alam bishawwab

Aku.......... Pemuja Rahasiamu.........


Aku.......
      yang hanya bisa menatap punggungmu...
      yang hanya dapat menghitung hari-hari ketika ku mengharapkanmu berpaling kepadaku...
      yang hanya diam-diam mencintaimu, menyayangimu...
      yang terlalu takut dirimu menjauh ketika kukatakan bahwa aku sayang padamu...

              Aku tak setegar yang kau bayangkan
              Aku menangis. Dalam senyumku aku menangis
              Menyesal karena diriku terlalu bodoh mengharapkan cintamu,
              .......ketika kau sudah memeluk cinta darinya

Aku hanya dapat mengenang semua kenangan kita
Kenangan yang tak sengaja kau ciptakan,
yang selalu buatku tersenyum
Kau yang selalu hadir dalam malam-malam gelapku,
.......menenangkanku, membuatku selalu merasa diperhatikan

               Tapi memang sudah takdir ku
               Tuk menjadi sesuatu yang tak dapat kau peluk
               Tuk menjadi sesuatu yang tak dapat kau belai

Aku hanya ingin kau tahu,
bahwa aku mencintaimu
dan aku akan selalu menyayangimu,
walau tak mungkin bagimu tuk berbalik dan menatap mataku
Aku menyadarinya.......karena aku hanyalah sebagai Pemuja Rahasiamu...........


*untuk ukhti yang baru saja aku kenal*

Sabtu, 25 Februari 2012

Nama-nama Islami

 Akhwat fillah dan para ibu yang akan memiliki buah hati, berikut adalah nama-nama Islami untuk buah hati:

ALIF (فللأا)
1. Atiah : ةَيِتآ : yang datang
2. Azifah : ةَفِزآ : yang mendekat ; nama hari lain dari hari Kiamat
3. Asiah : ةَيِسآ : nama isteri Fir’aun yang beriman kepada Allah; ahli dalam pengobatan
4. Aminah : ةَنِمآ : Nama ibu Rasulullah; yang aman
5. Abiyyah : ةَّيِبَأ : yang menolak kehinaan; punya kepribadian yang kokoh
6. Atsilah : ةَلْيِثَأ : yang berakar; mempunyai keturunan yang baik
7. Ahlam :مَلاْحَأ : jamak dari hulm ; mimpi
8. Adibah :ْيِدَأةَب : sastrawati
9. Arja : ىَجْرَأ : lebih diharapkan
10. Aribah :ةَبْيِرَأ : yang berakal; pandai
11. Aridhah : ةَضْيِرَأ : yang bersih, terang ; mengesankan
12. Arij :جْيِرَأ : bau yang sedap
13. Arikah : ةَكْيِرَأ : permadani yang dihias
14. Azka : ىَآْزَأ : lebih suci, bersih
15. Azaliyyah : ةَّيِلَزَأ : yang bersifat azaly, dari sejak dulu
16. Asma’ : ءاَمْسَأ : jamak dari ism ; nama
17. Asma : ىَمْسَأ : lebih mulia, tinggi
18. Asywaq : قاَوْشَأ : jamak dari syauq ; kerinduan
19. Ashilah : َأةَلْيِص : yang asli, orisinil
20. Adhwa’ : ءاَوْضَأ : jamak dari dha-u’ ; cahaya

21. Agharid : دْيِراَغَأ : jamak dari ughrudah : kicauan burung
22. Afanin : نْيِناَفَأ : daun yang lembut; jenis perkataan yang khas
23. Afrah : حاَرْفَأ : jamak dari farhah : kegembiraan; pesta
24. Afkar : راَكْفَأ : jamak dari fikr : pemikiran
25. Alfiyyah : ةَّيِفْلَأ : dinisbatkan kepada kata alf : ribuan
26. Althaf : فاَطْلَأ : taufik, lembut
27. Amany : يِناَمَأ : jamak dari umniyah : cita-cita
28. Amirah : َأةَرْيِم : pemimpin
29. Anisah : ةَسْيِنَأ : yang lembut; jinak
30. Aniqah : ةَقْيِنَأ : indah menawan
31. Ibtisamah : ةَماَسِتْبِا : senyuman
32. Ibtihaj : جاَهِتْبِا : keceriaan, kegembiraan
33. Ibtihal : لاَهِتْبِا : memohon/berdoa (kepada Allah)
34. Ihtisyam : ماَشِتْحِا : malu
35. Ihtifa’ : ءاَفِتْحِا : sambutan penu
36. Ihtima’ : ءاَمِتْحِا : berlindung, bertahan
37. Ihtiwa’ : ءاَوِتْحِا : mencakup, mengandung (sesuatu)
38. Irtiqa’ : ءاَقِتْرِا : meningkat
39. Irtiyah : حاَيِتْرِا : puas, senang
40. Izdihar : راَهِدْزِا : maju, berkembang
41. Istifadah : ةَداَفِتْسِا : mengambil faedah, memanfaatkan
42. Isytihar : راَهِتْشِا : terkenal, masyhur
43. Iftikhar :راَخِتْفِا : bangga
44. Imtitsal : لاَثِتْمِا : menjalankan perintah
45. Imtidah : حاَدِتْمِا : memuji
46. Imtinan : ناَنِتْمِا : karunia; memperbanyak dalam menyebut kebaikan diri
47. Intishar : راَصِتْنِا : kemenangan
48. Intima’ : ءاَمِتْنِا : berafiliasi (kepada)
49. In’am : ماَعْنِإ : penganugerahan
50. Inas : ساَنْيِإ : penjinakan; melembutkan hati
51. Umamah : ةَماَمُأ : nama anak tiri Rasulullah (anak Ummu Salamah); onta yang berjumlah tiga ratus.
52. Unsyudah : ةَدْوُشْنُأ : syair yang dilantunkan.

BA’ (ءابلا )
1. Badiyah : ةَيِداَب : yang tampak; perkampungan di pelosok
2. Bazilah : ةَلِذاَب : yang membanting tulang, berupaya keras
3. Barrah : ةَّراَب : yang berbakti (kepada kedua orangtuanya, dll); yang berbuat baik
4. Bari’ah : ةَعِراَب : yang menonjol, unggul, cemerlang
5. Bariqah : ةَقِراَب : yang berkilau; awan yang berkilat
6. Bazigha : ةَغِزاَب : yang muncul
7. Basilah : ةَلِساَب : yang berani
8. Basimah : ةَمِساَب : yang tersenyum
9. Balighah : ةَغِلاَب : yang sudah mencapai usia baligh
10. Bahiyah : ةَيِهاَب : wajah yang ceria
11. Bahriyyah: ةَّيِرْحَب : yang dinisbatkan kepada bahr : laut
12. Badriyyah: ةَّيِرْدَب : yang dinisbatkan kepada badr : bulan purnama
13. Badi’ah : ةَعْيِدَب : yang cantik, indah
14. Badilah : ةَلْيِدَب : pengganti
15. Badinah : ةَنْيِدَب : yang gemuk
16. Bari-ah : ةَئْيِرَب : yang selamat, terbebas dari ikatan, polos tidak berdosa
17. Barokah : ةَآَرَب : keberkahan; pertumbuhan; pertambahan
18. Basmah : ةَمْسَب : senyuman
19. Basyirah : ةَرْيِشَب : yang menyampaikan kabar gembira
20. Balqis : سْيِقْلَب : nama Ratu negeri Saba’ pada masa Nabi Sulaiman ‘alaihissalaam
21. Balighah : ةَغْيِلَب : yang fashih, amat sangat mengena
22. Bahjah : ةَجْهَب : kegembiraan, keceriaan
23. Bahirah : ةَرْيِهَب : wanita yang terhormat
24. Bahiyyah : ةَّيِهَب : yang cantik; bersinar; berkilau
25. Baydla’ : ءاَضْيَب : yang putih
26. Butsainah : ةَنْيَثُب : (diminutif dari Batsnah) ; wanita yang cantik
27. Buraidah : ةَدْيَرُب : (diminutif dari bard); dingin ; nama sebuah tempat/propinsi di Arab Saudi
 
HURUF TA’, TSA’ dan JÎM /putri
TA’ (ءاتلا)
1. Tâiqah : ةَقِئاَت : yang merindu, sangat menginginkan sesuatu
2. Tâbi’ah : ةَعِباَت : yang mengikuti
3. Tâsi’ah : ةَعِساَت : yang kesembilan
4. Tâliyah : ةَيِلَات : yang membaca (al-Qur’an); yang berikutnya, yang mengikuti
5. Tabrîz : زْيِرْبَت : yang lebih unggul; penampakan
6. Tahiyyah : ةَّيِحَت : ucapan selamat
7. Tarbiyah : ةَيِبْرَت : mendidik, pendidikan
8. Tarqiyah : ةَيِقْرَت : meningkatkan, peningkatan
9. Tazkiyah : ةَيِآْزَت : menyucikan (diri); penyucian (diri); rekomendasi
10. Tasliyah : ةَيِلْسَت : menghibur, hiburan
11. Taghrîd : دْيِرْغَت : kicau burung
12. Taqiyyah : ةَّيِقَت : yang taqwa
13. Talîdah : ةَدْيِلَت : klasik
14. Tamîmah : ةَمْيِمَت : penciptaan yang sempurna; perlindungan
15. Tawaddud: دُّدَوَت : cinta kasih
16. Tahâni : يِناَهَت : jamak dari kata tahni-ah ; ucapan selamat
17. Taima’ : ءاَمْيَت : padang sahara; nama lembah di bagian utara jazirah Arab
 
TSA’
1. Tsâbitah : ةَتِباَث : yang kokoh; teguh hati; lurus
2. Tsariyyah : ةَّيِرَث : yang kaya
3. Tsurayya : اَّيَرُث : kumpulan bintang
4. Tsuaibah : ةَبْيَوُث : nama wanita penyusu Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam ; diminutif dari tsawâb (pahala)
 
JÎM
1. Jâizah : ةَزِئاَج : hadiah, orang yang membolehkan
2. Jasîmah : ةَمْيِسَج : yang besar badannya, gemuk
3. Jamîlah : ةَلْيِمَج : yang cantik
4. Jalîlah : ةَلْيِلَج : yang tinggi, mulia, agung
5. Jauharah : ةَرَهْوَج : mutiara
6. Jahra’ : ءاَرْهَج : yang bersuara lantang, jelas
7. Jaida’ : ءاَدْيَج : leher yang jenjang
8. Jinân : ناَنِج : (kata jamak dari jannah) taman, kebun, surga
9. Jumânah : ةَناَمُج : butir mutiara yang besar
10. Juwairiyyah: ةَّيِرْيَوُج : nama salah seorang Isteri Rasulullah
 
HURUF AL-HA’/putri
 AL-HA’ (ءاحلا)
1. Habibah : ةَبْيِبَح : Kekasih; tersayang
2. Hasanah : ةَنَسَح : Perkataan atau perbuatan yang baik
3. Hasibah :ةَبْيِسَح : Yang memiliki keturunan terpandang
4. Hasna` : ءاَنْسَح : Cantik; indah; molek
5. Hakimah : ةَمْيِكَح : yang bijaksana
6. Halwa : ىَوْلَح : manisan
7. Halimah : ةَمْيِلَح : Yang sabar, lembut; wanita yang menyusui Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam
8. Hamdunah : ةَنْوُدْمَح : Yang memiji; yang bersyukur
9. Hamidah : ةَدْيِمَح : Yang tingkah lakunya terpuji
10. Hanan : ناَّنَح : Yang banyak mengasihi; kelembutan hati
11. Hanin : نْيِنَح : Yang penuh kasih sayang
12. Hawwa’ : ءاَّوَح : yang mengandung sesuatu; isteri Nabi Adam
13. Haura` : ءاَرْوَح : Wanita berkulit putih yang memiliki mata yang sangat hitam
14. Husna : َنْسُحى : Kesudahan yang menyenangkan
15. Hamnah : ةَنْمَح : Kemudahan
16. Hishshah : ةَّصِح : Bagian; jenis mutiara
17. Husniyah :ةَّيِنْسُح : Yang bersifat baik
18. Hulwah : ةَوْلُح : Mata atau mulut yang indah; manis
19. Humaira’ : ءاَرْيَمُح : Diminutif (tashghir) dari kata ‘Hamra’ ‘
20. Huriyah : ةَّيِرْوُح : Bidadari surga; wanita cantik
21. Hazimah : ةَمِزاَح : Yang memiliki keteguhan hati dan keyakinan diri
22. Hafizhah :ةَظِفاَح : Pemelihara; yang menjaga diri
23. Hamidah : ةَدِماَح : Yang bersyukur; yang memuji
 
AL-KHÂ’ (ءاخلا)
1. Khashibah : ةَبْيِصَخ : Banyak kebaikan.
2. Khadhra` : ءاَرْضَخ : Hijau; langit.
3. Khathirah : ةَرِطاَخ : Pikiran atau rasa yang melintas didalam hati
4. Khulashah : ةَصَلاُخ : Kesimpulan; ringkasan
5. Khamilah : ةَلْيِمَخ : Beludru; hutan belukar
6. Khansa : ءاَسْنَخ : Yang memiliki hidung mancung; wanita yang baik
7. Khaulah : ةَلْوَخ : Rusa betina
8. Khairiyah : ةَّيِرْيَخ : Yang memiliki sifat baik
9. Khaizuran : ناَرُزْيَخ : Bambu rotan
10. Khizanah : ةَناَزِخ : Harta yang disimpan; lemari
11. Khatimah : ةَمِتاَخ : Kesudahan atau penghabisan sesuatu
3. Khalidah : ةَدِلاَخ : Abadi
4. Khalidiyah : ةَّيِدِلاَخ : Yang menisbatkan kepada ‘khalidah’
5. Khalishah : ةَصِلاَخ : Murni, bening
 
AD-DÂL (لادلا)
1. Dalilah : ةَلْيِلَد : Bukti; jalan yang terang
2. Dauhah : ةَحْوَد : Hujan yang turun terus-menerus dan tidak lebat
3. Daulah : ةَلْوَد : Negara; pemerintahan
4. Daumah : ةَمْوَد : Pohon yang lebat; kelangsungan
5. Dayyinah : ةَنِّيَد : Taat beragama
6. Dimah : ةَمْيِد : Hujan yang turun terus-menerus
7. Diyanah : ةَناَيِد : Agama
8. Durrah : ةَّرُد : Mutiara yang besar; nama penyair anak paman Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam
9. Durriyah : ةَّيِّرُد : Yang menisbatkan kepada nama ‘Durrah’
10. Daliyah : ةَيِلاَد : Pohon anggur
11. Danah : ةَناَد : Batu mulia
12. Daniyah : ةَيِناَد : Dekat
 
ADZ-DZÂL (لاذلا)
1. Dzakiyyah : ةَّيِآَذ : Cerdas
2. Dzahabiyyah : ةَّيِبَهَذ : Yang memiliki sifat emas
3. Dzikra : ىَرْآِذ : Ingatan; ketenangan
4. Dzihniyyah : ةَّيِنْهِذ : Menurut akal
5. Dzu`abah : ةَباَؤُذ : Rambut yang dikepang; jambul
6. Dzakirah : ةَرِآاَذ : Yang berzikir; yang selalu ingat
 
AR-R^A’ (ءارلا)
Rabihah : ةحبار : Yang beruntung.
Rabai`ah : ةعبار : Subur; keempat.
Radhwa : ىوضر : Keridhaan; nama bukit yang terletak diantara Madinah Dn Yanbu`.
Ra`I`ah : ةعئار : Pekerjaan yang menonjol.
Rahiq : قيحر : Minyak wangi; lezat.
Ruhiyah : ةيحور : Keruhaniaan.
Raihanah : ةناحير : Wanita yang baik jiwanya.
Raidah : ةدير : Angin semilir.
Raghdah : ةدغر : Kehidupan yang damai.
Rafidah : ةديفر : Yang diberi pertolongan.
Rajwa : ىوجار : Permohonan.
Rajiyyah : ةيجر : Yang diharapkan.
Rabiyah : ةيبار : Permukaan tanah yang menonjol.
Rajihah : ةحجار : Yang utama; yang diprioritaskan.
Rajiyah : ةيجار : Yang mengharapkan.
Rasikhah : ةخسار : Yang tegar; yang kuat; yang tetap.
Rasiyah : ةيسار : Yang tegar; yang kuat.
Rasyidah: ةدشار : Yang matang pikirannya.
Radhiyah: ةيضار : Yang rela; yang merasa puas.
Raghibah: ةبغار : Yang menyayangi.
Raqiyah : ةيقار : Yang tinggi.
Raghidah : ةدغار : Yang hidupnya enak.
Raniyah : ةينار : Yang memandang dengan terpesona.
Ra`idah : ةدئار : Pemandu; penunjuk jalan.
Rababah : ةبابر : Kumpulan.
Rabwah : ةوبر : Tanah yang mendaki.
Rabihah : ةحيبر : Yang banyak beruntung.
Rihab : باحر : Tempat lapang.
Rahimah : ةميحر : Penyayang; pengasih.
Rahil : ليحار : Yang mengadakan perjalanan; nama ibu Yusuf.
Rasmiyyah: ةيمسر : Menurut tatanan; resmi.
Radhiyyah: ةيضر : Pandai; yang suka; yang puas.
Rafi`ah : ةعيفر : Yang tinggi.
Randah : ةدنر : Nama pohon yang baunya sedap.
Rifqah : ةقفر : Perkumpulan; himpunan; nama istri Ishaq atau ibu Yaqub.
Raudhah : ةضور : Taman yang banyak pepohonannya.
Rau`ah : ةعور : Keindahan.
Rushafah: ةفاصر : Taman disekitar kota.
Raghibah: ةبيغر : Anugerah yang banyak; yang disenangi.
Raghidah: ةديغر : Air susu; buih.
Rafiqah : ةقيفر : Istri; pendamping.
Ramziyyah : ةيزمر : Simbolik.
Rana : انر : Sesuatu yang indah dan enak dipandang.
Riqqah : ةقر : Kasih sayang; rasa malu; kelembutan.

Cintaiku dalam Ketidaksempurnaanku

Bismillahirrahmanirrahiim....

Apa lagi yang tersisa dari ketampanan setelah dia dibagi habis oleh Nabi Yusuf dan Nabi Muhammad? Apa lagi yang tersisa dari kecantikan setelah dia terbagi habis oleh Sarah istri Nabi Ibrahim dan Khadijah istri Nabi Muhammad? Apalagi yang tersisa dari kebajikan hati setelah dia direbut Utsman bin Affan? Apalagi yang tersisa dari kehalusan setelah dia direbut habis oleh Aisyah....

Sulitnya seseorang untuk menerima sebuah ketidaksempurnaan apalagi persoalan cinta termasuk saya dan kamu. Padahal kita hanya mendapatkan sedikit pesona dari Para Nabi dan orang-orang shalih terdahulu, namun kesombongan kita akan kecantikan dan ketampaan layaknya orang yang sangat sempurna.

Kamu mungkin pernah mengalami sebuah tragedi cinta dimana kecantikan dan ketampanan menjadi sebuah pilihan, bukan agamanya yang menjadi sebuah acuan untuk kehidupan. Sehingga suatu saat kamu merasa kecewa dengan perubahan atau kamu menemukan ketidaksesuaian dengan yang kamu inginkan, karna pada dasarnya kamu hanya melihat lewat fisik bukan dengan cinta.

Cinta itu sangat mengagumkan dan juga membingungkan, kamu pasti menyadari hal itu. Bahkan ketika cinta merubah semua laku mu menjadi sebuah keindahan, karna cinta dari hati menjadi kata lalu menjadi laku. Bila kata saja yang terucap tanpa ada laku, maka yakinlah cinta itu hanyalah kepalsuan dan nafsu.

Ketidaksempurnaan ini lah yang membuat banyak manusia tertipu cinta, mereka hanya melihat cinta dari fisik. Yang diluar fisik mereka anggap tidak meyakinkan, tidak mungkin bisa dicintai atau justru karna dia tidak mepesona. Maka Fisik adalah ukuran pertama dari para manusia ini. Apakah kamu termasuk dalam manusia yang seperti ini ??

Justru ketika kamu menemukan ketidaksempurnaan dalam diri orang yang kamu cintai, itu karna dia juga tahu bahwa kamu pun tak sempurna. Dia mampu bertahan untuk orang yang dia cintai dengan ketidaksempurnaannya, lantas kenapa dirimu tak mampu untuk memberi hal yang sama yakni mencintainya dalam ketidaksempurnaannya. Tentu cinta dalam ketidaksempurnaan ini lah yang jauh lebih sempurna.

Ketidaksempurnaan ini lah yang nantinya membuahkan sebuah proses saling melengkapi sehingga ada sikap saling mengerti, saling memperbaiki, dan saling mengingatkan. Coba bayangkan jika kamu dan dia terlalu sempurna, saya yakin cinta kalian akan monoton tanpa ada sentuhan saling mengingatkan. Lalu dimana letak pembelajaran tentang cinta ??

Terlebih bila orang yang melakukan aktivitas pacaran, mereka hanya akan memperlihatkan kesempurnaannya saja. Semua kejelekan, ditutupi serapat mungkin seakan ketidaksempurnaan itu adalah sebuah kehinaan. Namun berbeda jika mereka berada dalam sebuah bahtera rumah tangga, mereka akan saling membahu untuk mencapai kesempurnaan dengan ketidaksempurnaan mereka sehingga mereka dapat mencapai JannahNya.

Aku ingin mencintai ketidaksempurnaanmu..

Jika ku tahu engkau sangat sempurna, maka ku tak pantas untuk mencintaimu karna aku tak sempurna..

Aku ingin mencintai ketidaksempurnaanmu..

Andai kau tahu aku tidak sempurna, maka engkau tak akan meninggalkanku sendiri karna ku tahu kau pun mencintai ketidaksempurnaanku..

Cintaiku dalam ketidaksempurnaanku..

Wallahua’lam bish Shawab.....